Konglomerat vs Breksi

BEDA KONGLOMERAT & BREKSI

 

Dalam kegiatan pemetaan geologi, seringkali kita menemukan batuan yang mirip kenampakannya satu sama lain. Salah satunya adalah konglomerat dan breksi, bagi mata yang sudah terlatih tentunya tidak akan terlalu sulit untuk membedakannya, namun untuk yang kurang awas bisa salah meningterpretasikan, apalagi kalau menggunakan metode “remote sensing”…. 🙂

Pada kesempatan kali ini marilah kita lihat bersama – sama perbedaan antara konglomerat dan breksi, akan saya sertakan juga gambarnya, agar dapat dilihat langsung perbedaannya ya 🙂

Kita mulai saja,

Conglomerate

Konglomerat

Secara umum, perbedaan terbesar antara konglomerat dan breksi adalah kebundaran dari partikel dalam setiap matriks batuannya. Dalam kebanyakan kasus, konglomerat tersusun atas partikel – partikel bulat (partikelnya membundar) yang biasanya tersusun atas kerikil dan pasir yang disemen (baca: direkatkan) bersama-sama. Partikel-partikel ini menjadi bulat oleh pengikisan dan tumbukan yang terjadi di dalam air (dan kadang-kadang oleh es). Hal ini secara logis masuk akal, karena sebagian besar jenis batuan sedimen ini ditemukan di sepanjang saluran sungai purba.

Breccia

Breksi

Pada breksi partikel – partikelnya lebih menyudut, menunjukkan bahwa mereka terbentuk lebih cepat, setelah potongan patah dan disemen bersama-sama. Sebagai contoh, breksi berhubungan erat dengan daerah gunung berapi, di mana fragmen-fragmen batuan yang lebih menyudut disemen bersama-sama dengan abu gunung berapi atau lava. Breksi gampingan berisi potongan – potongan menyudut dari batu kapur dan berada dalam matriks kalsium karbonat yang, seringkali batuan ini terbentuk dalam lingkungan pengendapan yang cepat.

Udah bisa membedakan sekarang kan? 🙂

 

Leave a comment